JATIMTIMES - Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinsos P3AP2KB) Kota Malang terus memperkuat kepedulian terhadap kesehatan mental dan kesejahteraan sosial masyarakat. Melalui program inovatif Rumah Pijar atau Rumah Peduli Jiwa dan Rasa, Dinsos-P3AP2KB menghadirkan upaya rehabilitasi sosial yang inklusif dan terarah bagi Penyandang Disabilitas Mental (PDM). Program ini dirancang untuk menghapus stigma terhadap kondisi penyandang disabilitas mental yang selama ini identik dengan ketidakberdayaan, sekaligus menghadirkan intervensi langsung di lingkungan tempat tinggal masing-masing penerima manfaat.
Rumah Pijar membawa misi untuk memenuhi hak-hak dasar PDM, mengembalikan keberfungsian sosial, menghidupkan kembali harapan hidup, serta meminimalisir risiko perburukan kondisi yang dapat berujung pada perilaku agresif. Selain itu, program ini juga memudahkan pemerintah dalam melakukan inventarisasi kebutuhan riil di lapangan sebagai dasar penyusunan kebijakan yang lebih tepat sasaran. Untuk memastikan manfaat program berjalan optimal, Bidang Rehabilitasi Sosial Dinsos P3AP2KB Kota Malang melaksanakan monitoring dan evaluasi (Monev) pada 4 hingga 14 Agustus lalu, dengan menyasar rumah-rumah para penerima manfaat secara langsung. Hasil Monev ini diharapkan menjadi pijakan penting bagi pengembangan dan perluasan manfaat Rumah Pijar di seluruh wilayah Kota Malang.
Baca Juga : Genangan Belum Surut, Hati Warga Justru Hangat saat Wali Kota Malang Wahyu Hidayat Turun Langsung
Kepala Dinsos P3AP2KB Kota Malang, Donny Sandito W., menegaskan bahwa kehadiran Rumah Pijar merupakan komitmen nyata pemerintah dalam memberikan layanan rehabilitasi sosial terbaik dan berkelanjutan. “Dengan Rumah Pijar ini kami berharap ada peningkatan perubahan positif bagi penyandang disabilitas mental di Kota Malang, sekaligus menciptakan ekosistem sosial yang lebih inklusif dan suportif,” ujar Donny. Program ini dijalankan dengan pendekatan holistik yang meliputi bimbingan spiritual, sosial, serta penguatan kapasitas penerima manfaat. Salah satu kegiatan yang sukses terlaksana adalah bimbingan bagi penyandang disabilitas, gelandangan, dan pengemis yang tergolong sebagai Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS). Kegiatan tersebut digelar di Aula Kelurahan Lesanpuro, Kecamatan Kedungkandang, pada Kamis (30/1/2025).
Tidak hanya menyasar PPKS, kegiatan dalam Rumah Pijar juga menggandeng berbagai elemen masyarakat, seperti Forum Kesehatan Desa (FKD), klien shelter, petugas shelter, serta para pilar sosial yang terdiri dari pendamping sosial PKH dan pendamping rehabilitasi sosial. Donny Sandito mendorong komunitas dan pilar sosial agar mampu menjadi agent of change di lingkungan masing-masing, dengan membantu memetakan kebutuhan, memberikan dukungan, serta menyelesaikan permasalahan yang dihadapi PPKS. “Keterlibatan masyarakat terutama dalam pengubahan pola pikir dan perilaku PPKS dalam membangun kualitas hidup yang sejalan dengan tuntunan agama dan norma sosial sehingga keberfungsian sosialnya dapat meningkat secara wajar dan layak,” tutupnya.
Melalui program Rumah Pijar, Pemerintah Kota Malang menunjukkan langkah konkret untuk menciptakan lingkungan sosial yang lebih sehat, inklusif, dan peduli terhadap pemulihan mental masyarakat. Program ini diharapkan mampu mengembalikan martabat dan keberfungsian PDM secara berkelanjutan, sekaligus menggerakkan masyarakat agar terlibat aktif dalam mendukung rehabilitasi sosial di Kota Malang.
