JATIMTIMES - Di saat banyak riset berlomba sekadar menembus publikasi, seorang dosen Sastra Inggris (Sasing) Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang justru melesat lebih jauh. Ia berhasil menerbitkan studinya di rEFLections, jurnal bereputasi Scopus Q2, edisi Vol. 32 No. 3 (2025), pencapaian yang bukan cuma membanggakan kampus, tapi juga menegaskan posisi akademisi Indonesia di gelanggang linguistik terapan dunia.
Artikel ilmiah berjudul Exploring an EFL Student’s Engagement with Supervisor’s Written Corrective Feedback in Undergraduate Thesis Writing itu lahir melalui kolaborasi lintas kampus bersama peneliti dari Universitas Bhinneka PGRI Tulungagung dan Universitas Negeri Malang. Kerja sama ini memperluas jejaring keilmuan sekaligus memperkuat kontribusi Fakultas Humaniora dalam penelitian-penelitian bahasa Inggris yang relevan dan berdampak.
Baca Juga : Menghapus Stigma Politik: Bakesbangpol dan Unisba Blitar Dampingi Kelompok Disabilitas Pahami Hak-haknya
Di dalam risetnya, Dr Rina Sari MPd menyoroti dinamika yang dekat dengan dunia mahasiswa: bagaimana seorang penulis skripsi EFL merespons setiap catatan, koreksi, dan umpan balik tertulis dari pembimbing. Bukan hanya soal tanda merah atau saran teknis di lembar revisi, tetapi juga bagaimana proses mental, emosi, dan perilaku mahasiswa bekerja selama menghadapi tuntutan akademik.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif naratif, dengan wawancara mendalam sebagai pintu masuk untuk mengungkap pengalaman mahasiswa. Data yang terkumpul kemudian diproses melalui tahap transkripsi, pengodean berulang, dan kategorisasi berdasarkan bentuk keterlibatan mereka terhadap umpan balik pembimbing.
Temuannya menyiratkan sesuatu yang sering luput: revisi yang baik lahir dari keterlibatan yang utuh. Respons mahasiswa ternyata dipengaruhi oleh tiga aspek besar. Pertama, affective engagement; kemampuan menerima kritik, menghargai masukan, dan menjaga motivasi tetap stabil.
Yang kedua, behavioral engagement. Ini merupakan komitmen menjalankan revisi, mengikuti arahan, dan memperbaiki kesalahan secara konsisten. Dan yang ketiga adalah cognitive engagement. Ini cara mahasiswa menimbang saran, memetakan strategi penulisan, dan membangun pola pikir kritis.
Ketika ketiga dimensi itu saling menguatkan, kualitas skripsi meningkat signifikan. Mahasiswa dalam studi ini menunjukkan perkembangan bahasa akademik yang lebih matang serta nalar kritis yang semakin tajam.
Dr Rina menegaskan bahwa efektivitas written corrective feedback tidak bertumpu pada isi koreksi semata. “Hal yang menentukan justru bagaimana mahasiswa terlibat secara emosional, perilaku, dan kognitif selama proses revisi,” terangnya dalam riset tersebut.
Baca Juga : Menyulam Kebersamaan Mahasiswa Geografi Unikama di Pelukan Alam Winong
Ia juga mendorong studi lanjutan agar pendekatan umpan balik dapat dirancang lebih personal dan memberi ruang bagi mahasiswa untuk merespons secara aktif.
Capaian internasional ini menjadi penanda komitmen Fakultas Humaniora dalam melahirkan penelitian berkualitas tinggi di bidang pendidikan bahasa. Publikasi tersebut juga diharapkan memantik semangat para dosen dan mahasiswa untuk terus bereksperimen dengan pendekatan interdisipliner dan menggali dinamika pembelajaran bahasa dari perspektif yang lebih humanis.
Melalui terbitnya riset ini, kampus berharap semakin banyak karya ilmiah yang dapat mendukung peningkatan mutu bimbingan akademik, terutama bagi mahasiswa EFL di Indonesia yang sedang membangun kemampuan menulis ilmiah secara lebih percaya diri dan kritis.
