Jatim Times Network Logo
Poling Pilkada 2024 Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Poling Pilkada 2024
Peristiwa

Bukan Gubernur Khofifah, ASN Pemprov Jatim Ini yang Berani Pasang Badan Terhadap Pelecehan Kiai dan Pesantren oleh Trans 7

Penulis : M. Bahrul Marzuki - Editor : Sri Kurnia Mahiruni

15 - Oct - 2025, 11:33

Placeholder
Kepala Bidang Inovasi dan Teknologi pada Badan Riset dan Inovasi Daerah (Kabid Inotek BRIDA) Pemprov Jatim, Firmansyah Ali.

JATIMTIMES -  Polemik "amplop kyai" yang ditayangan Trans 7 dalam program  Expose Uncensored mendapat tanggapan dari salah satu ASN di Pemprov Jatim. Namun, bukan dari pimpinan Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa sebagai orang nomor satu di sana.

Tanggapan justru datang dari Kepala Bidang Inovasi dan Teknologi pada Badan Riset dan Inovasi Daerah (Kabid Inotek BRIDA) Pemprov Jatim, Firmansyah Ali.

Baca Juga : Suhu Tembus 37°C di Ngawi, Kapan Panas Ekstrem Usai?

Pria yang juga Panglima Nahdliyin Bergerak (NABRAK) ini sangat menyesalkan peristiwa Trans 7 yang menayangkan framing tidak baik tentang pesantren.

"Sebagai Panglima NABRAK, saya sangat menyesalkan tayangan Trans 7 tersebut, yang sama sekali tidak edukatif. Malah jelas-jelas mengandung framing dan fitnah keji terhadap tradisi mulia pesantren," ucapnya.

Kata dia, tradisi "ngamplop kyai" memang pernah diserang oleh orang-orang yang salah paham dan paham salah.

"Tradisi mulia ngamplop kyai memang pernah diserang oleh orang-orang yang salah paham dan paham salah. Misalnya tahun 2019 saat kejadian Luhut Binsar Panjaitan ngamplop kyai, sempat digoreng-goreng oleh kelompok paham salah dan salah paham," ujarnya.

Berikutnya tahun 2022, Ketum PPP yang juga Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Suharso Monoarfa menyerang tradisi ngamplop kiai di depan KPK. Dan kini serangan terbaru datang dari Trans 7 dalam acara Expose Uncensored" lanjut senior IPNU.

Menurutnya kesalahpahaman ini tidak bisa dibiarkan.

"Kepaham salahan dan kesalah pahaman ini tidak bisa dibiarkan. Publik harus dicerahkan agar tidak terpengaruh oleh serangan-serangan sporadis tersebut," tegasnya.

Menurut Firman tradisi ngampop kyai itu wujud cinta terhadap ulama. "Sebetulnya sesederhana itu. Masalah cinta. Tidak ada yang salah," tegasnya.

Baca Juga : Membedah Pasal 66: Wali Kota dan Wawali Kota Blitar Bukan Soal Retak, Tapi Soal Pembagian Tugas

Selain masalah cinta, juga masalah solidaritas. "Karena ulama sebagai pembawa cahaya agama tidak sempat ngurusi nafakah maupun bisnis, maka umat bersolidaritas menyumbang dakwah kyai," lanjutnya.

Masih menurut Firman amplop dari masyarakat digunakan untuk kegiatan dakwah. "Kiai adalah pesantren, pesantren adalah kyai. Nyumbang kyai adalah nyumbang pesantren," lanjut kader GP Ansor.

Dia juga menyampaikan tentang wasilah barokah. "Yang terakhir masalah wasilah barokah, ini yang banyak orang tidak paham. Banyak orang ingin mendapatkan barokah dari Allah melalui para kekasihNya. Oleh karena itu masyarakat ingin selalu dekat, bermajelis dan bersedekah kepada para Kyai," imbuhnya.

"Mungkin orang non NU tidak sepaham dengan yang beginian, tapi tidak usah menghina dan menista. Karena NU adalah salah satu pilar terbesar bangsa ini," pungkas Firman.

Dalam perkara ini lembaga NU telah memberikan pernyataan mengecam. Mulai dari PBNU, hinggga GP Ansor. Namun belum diketahui sikap dari Muslimat NU.


Topik

Peristiwa Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa ASN Pemprov Jatim Pelecehan Kiai Pondok Pesantren Trans 7



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Blitar Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

M. Bahrul Marzuki

Editor

Sri Kurnia Mahiruni

Peristiwa

Artikel terkait di Peristiwa