Workshop GTK, MTsN 1 Kota Malang Terapkan Kurikulum Berbasis Cinta Lewat Perancangan Modul Ajar
Reporter
Anggara Sudiongko
Editor
Dede Nana
27 - Dec - 2025, 07:22
JATIMTIMES - Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 1 Kota Malang menggelar Workshop Peningkatan Kompetensi Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) di kawasan Lembah Indah, Kabupaten Malang, belum lama ini. Kegiatan ini menjadi tahap awal penerapan Kurikulum Berbasis Cinta melalui penguatan perencanaan pembelajaran dan penyusunan modul ajar.
Workshop hari pertama menghadirkan Widyaiswara Ahli Madya, Dr. Ani Nur Hidayati, M.Pd., yang memaparkan strategi implementasi kurikulum berbasis cinta pada ranah intrakurikuler, kokurikuler, hingga ekstrakurikuler.

“Kurikulum berbasis cinta bukan menambah mata pelajaran, tetapi mengubah cara guru merancang pembelajaran dan membangun relasi dengan siswa,” ujar Dr. Ani saat menyampaikan materi.
Baca Juga : Libur Panjang, Kayutangan Heritage Diserbu Wisatawan: Sehari Tembus 3 Ribu Pengunjung
Ia menjelaskan bahwa guru perlu memetakan Tujuan Pembelajaran (TP) dengan mengintegrasikan pendekatan Panca Cinta agar proses belajar tidak hanya berorientasi pada capaian akademik, tetapi juga pengalaman belajar yang bermakna bagi peserta didik.
Sebagai landasan penerapan, peserta workshop juga dibekali pemahaman mengenai Keputusan Dirjen Pendis Nomor 6077 Tahun 2025 tentang Panduan Kurikulum Berbasis Cinta. Regulasi tersebut menjadi acuan resmi madrasah dalam mengintegrasikan lima tema utama Panca Cinta ke dalam pembelajaran.
“Panca Cinta ini menjadi kerangka nilai yang bisa diterapkan lintas mata pelajaran, bukan hanya pada kegiatan keagamaan,” jelas Dr. Ani.

Pada sesi kedua, workshop difokuskan pada penyusunan modul ajar kokurikuler. Para guru memetakan keterkaitan antara tujuan pembelajaran dengan tema Panca Cinta agar modul yang disusun selaras antara aspek kognitif, sikap, dan konteks kehidupan siswa.
Kepala MTsN 1 Kota Malang, Dra. Hj. Erni Qomaria Rida, M.Pd,. menyampaikan bahwa workshop ini diarahkan untuk memperkuat praktik pembelajaran di kelas, bukan sekadar pemahaman konseptual.
“Yang ingin kami bangun adalah pembelajaran yang lebih sadar relasi, lebih peka terhadap kebutuhan siswa, dan tetap terukur secara akademik,” ujarnya.
Baca Juga : Pelayanan Prima Berbasis SERASI, MIN 2 Kota Malang Perkuat Layanan Humanis
Pendekatan pembelajaran digital juga dibahas sebagai alat pendukung. Platform digital dimanfaatkan untuk memetakan kebutuhan belajar siswa serta memberikan umpan balik yang lebih personal tanpa menggantikan peran interaksi langsung guru dan peserta didik.
Menjelang akhir sesi, refleksi peserta digelar untuk merangkum pemahaman hari pertama. Perwakilan guru, Yoga Prasetya, M.Pd., menyebut pendekatan kurikulum berbasis cinta menuntut perubahan cara pandang pendidik dalam mengelola kelas.
“Kami ditantang untuk lebih sadar bagaimana setiap keputusan mengajar berdampak pada rasa aman dan motivasi belajar siswa,” katanya.
Melalui workshop ini, MTsN 1 Kota Malang mulai menyiapkan penerapan Kurikulum Berbasis Cinta secara bertahap dengan fokus pada perencanaan pembelajaran, penyusunan modul ajar, dan penguatan relasi guru–siswa di ruang kelas.
