Jatim Times Network Logo
Poling Pilkada 2024 Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Poling Pilkada 2024
Hiburan, Seni dan Budaya

Festival Ngopi Sepuluh Ewu Desa Kemiren Banyuwangi Upaya Menjaga Warisan Budaya dan Berdayakan Warga

Penulis : Nurhadi Joyo - Editor : Yunan Helmy

09 - Nov - 2025, 19:10

Placeholder
Bupati Ipuk Fiestiandani bersama Forkopimda Banyuwangi saat menikmati kopi dalam Festival Ngopi Sepuluh Ewu di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Banyuwangi. (Istimewa)

JATIMTIMES– Festival Ngopi Sepuluh Ewu  (minum sepuluh ribu kopi) telah menjadi salah satu agenda tahunan yang paling ditunggu wisatawan. Selama 12 tahun sejak pertama digelar pada 2014, ribuan warga -baik lokal,  wisatawan Nusantara maupun mancanegara- terlihat menikmati suasana Ngopi Sepuluh Ewu yang kembali digelar di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Banyuwangi, seperti Sabtu malam (8/11/2025) lalu.

Menurut Kepala Desa Kemire, M. Arifin, Festival Ngopi Sepuluh Ewu telah berlangsung selama 12 tahun berkat dukungan kerukunan kekompakan dan kerja sama yang baik antara warga desa dan para pihak.

Baca Juga : Wamen Kebudayaan Dorong Pemkot Batu Ajukan DAK untuk Pengembangan Taman Budaya

Menurut Arfin, kegiatan ini tidak lepas dari filosofi yang dipegang masyarakat Oesing, yakni gupuh, lungguh, suguh dalam menerima tamu. Gupuh artinya antusias dalam menerima tamu, lungguh (duduk) memiliki filosofi menyiapkan tempat sebaik-baiknya bagi setiap tamu yang datang, dan  Suguh berarti suguhan atau hidangan.

“Ngopi Sepuluh Ewu ini adalah bentuk nyata dari gupuh, lungguh suguh masyarakat Oesing dalam menerima tamu. Kegiatan ini juga menjadi sarana pemberdayaan ekonomi warga, sekaligus menjaga warisan budaya,” ujar Arifin.

Setiap tahun ribuan warga berduyun-duyun dan antusias  memadati Desa Adat Kemiren, yang masyarakatnya sebagian besar warga Oesing, untuk menikmati suasana hangat sambil menyeruput kopi khas Banyuwangi lengkap dengan aneka macam jajanan tradisional yang disiapkan.

Pada saat pelaksanaan Ngopi Sepuluh Ewu, sepanjang jalan utama desa adat disulap menjadi warung kopi dadakan. Deretan depan rumah warga berubah jadi tempat ngopi, disediakan meja kursi hingga lesehan beserta jajanan khas masyarakat Oesing dan menu utama kopi khas Banyuwangi.

Di sepanjang jalan itu, warga Oesing Kemiren menyambut para pengunjung dengan ramah sembari menyuguhkan kopi robusta khas Banyuwangi dalam wadah cangkir yang telah diwariskan secara turun-temurun.

Selain kopi gratis, pengunjung juga disuguhi aneka jajanan tradisional masyarakat Oesing seperti kucur, tape ketan yang dibungkus daun kemiri, hingga pisang goreng yang disajikan dengan suasana hangat dan kekeluargaan.

Bupati Ipuk Fiestiandani bersama Forkopimda Banyuwangi turut hadir untuk menyapa warga dan menikmati kopi dan jajanan yang disajikan.

Bupati Ipuk yang didampingi sekda Kabupaten Banyuwangi, kapolresta, dandim 0825, danlanal dan beberapa pejabat lain tampak berbaur tanpa sekat, mengobrol santai bersama pengunjung dan warga setempat.

“Momentum malam ini selain mengenalkan kopi Banyuwangi yang telah dikenal luas hingga ke luar negeri, juga jadi sarana mempererat kebersamaan dan persaudaraan antarwarga Banyuwangi,” kata Ipuk.

Ipuk mengapresiasi Desa Kemiren yang tahun ini meraih dua penghargaan bergengsi di tingkat dunia, yaitu Internasional The 5th ASEAN Homestay Award dan salah satu desa wisata terbaik dunia, The Best Tourism Villages Upgrade Programme 2025 dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui United Nations Tourism (UN Tourism).

Baca Juga : Festival Mbois ke-10 Tegaskan Status Kota Malang sebagai Kota Kreatif Dunia

“Pemerintah daerah selalu mendukung semua warga untuk bisa menjaga budaya Banyuwangi secara bersama-sama,” tambah Ipuk.

Di antara kerumunan pengunjung, tampak pasangan wisatawan asal Republik Ceko, Adela dan Ardek yang ikut larut menikmati suasana hangat malam penuh aroma kopi itu. “Kami disambut sangat ramah, masyarakat sini memberikan secangkir kopi gratis dan rasanya sangat enak,” ujar Adela sambil tersenyum puas menikmati sajian kopi.

Pasangan asal Ceko tersebut juga mengaku jatuh cinta pada kuliner tradisional khas Banyuwangi. “Kue kucur di sini rasanya manis dan nikmat, apalagi dimakan hangat bersama kopi,” tambahnya.

Sementara Ardek menambahkan kesannya. “Banyuwangi sangat ramah. Banyak festival menarik seperti ini. Saya pasti merekomendasikan teman-teman saya datang ke sini,” ucapnya.

Acara Ngopi Sepuluh Ewu ini juga dihadiri selebgram Winona Araminta yang datang bersama keluarganya. Ia mengaku baru pertama  menikmati suasana Ngopi Sepuluh Ewu di Desa Kemiren, karena kesibukannya di Jakarta.

“Vibes-nya menyenangkan. Ramai banget, gak nyangka. Terus makanannya enak-enak dan murah-murah,” kata selebgram ini.

 


Topik

Hiburan, Seni dan Budaya Ngopi Sepuluh Ewu Banyuwangi masyarakat Oesing Banyuwangi Ngopi Sepuluh Ribu



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Blitar Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Nurhadi Joyo

Editor

Yunan Helmy

Hiburan, Seni dan Budaya

Artikel terkait di Hiburan, Seni dan Budaya