JATIMTIMES - Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Malang menunjukkan komitmen kuat dalam mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif di wilayah Malang Raya. Melalui dukungan penuh terhadap dua agenda besar, Artcofest dan Malang Fashion Week (MFW) 2025, BI Malang optimistis sektor ekonomi kreatif mampu menjadi motor penggerak ekonomi daerah dengan target pertumbuhan mencapai sekitar 5 persen hingga akhir tahun.
Deputi Kepala BI Malang, Dedi Prasetyo menyebut kedua kegiatan ini dinilai mampu menjadi penggerak utama roda perekonomian lokal dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Dalam kegiatan media briefing yang digelar di Ombe Kofie Araya, dia menegaskan komitmen lembaganya dalam memperkuat ekosistem ekonomi kreatif di wilayah Malang.
Baca Juga : MPM Honda Jatim Ajak Guru di Rote Barat & Takari NTT Jadi Pelopor #Cari_Aman di Sekolah
“Kami dari BI selalu mendukung penuh semua event yang bisa menjadi pusat pergerakan atau perputaran ekonomi di wilayah. Artcofest dan MFW merupakan event besar di bidang ekonomi kreatif. Kami harapkan keduanya mampu membawa pergerakan positif bagi perekonomian di Malang,” ujar Dedi.
Ia menjelaskan bahwa BI Malang saat ini fokus pada penguatan dua sektor unggulan, yakni kopi dan fesyen, karena keduanya terbukti memiliki potensi besar dalam menyerap tenaga kerja dan membuka peluang bisnis baru. Dalam rangkaian kegiatan Artcofest 2025, BI Malang turut melibatkan kelompok tani kopi dan UMKM binaan.
“Upaya kami untuk mendorong industri kopi dan fesyen seperti ini dimulai dari mempertemukan petani kopi, pengusaha, dan buyer, hingga pengrajin fesyen dan desainer. Melalui business matching, diharapkan akan terjadi transaksi langsung yang memberi dampak nyata bagi ekonomi lokal,” tambahnya.
Founder Artcofest, Dias Satria, mengungkapkan bahwa ajang tersebut akan menghadirkan sekitar 50 petani kopi dari wilayah Malang Raya. Mereka akan berpartisipasi dalam berbagai agenda seperti business matching, talk session, workshop, kompetisi V60, serta pameran kopi. Selain itu, akan diluncurkan pula Pusat Pengembangan Bisnis Kopi di Universitas Brawijaya sebagai langkah konkret penguatan industri kopi lokal.
Sementara itu, Founder Malang Fashion Week (MFW), Agus Sunandar, menyebutkan bahwa tahun ini MFW akan mengangkat tema “Vectra”, dengan menampilkan lebih dari 300 desainer, termasuk desainer muda dan peserta internasional.
“Kami ingin memberikan ruang bagi desainer pemula agar karyanya bisa dikenal luas. Tahun ini juga ada sesi sale sebagai bagian dari kampanye sustainable fashion, dengan harga yang lebih terjangkau, mulai sekitar Rp100 ribu hingga Rp200 ribu,” tutur Agus.
Baca Juga : 11 Tanaman yang Cocok Ditanam di Area Pemakaman, Tahan Panas dan Minim Perawatan
Lebih lanjut, BI Malang menekankan bahwa dukungan terhadap Artcofest dan MFW bukan sekadar kegiatan seremonial. Program ini dirancang untuk memperkuat rantai nilai ekonomi (value chain) dari hulu ke hilir. Yakni mulai dari petani kopi, pengrajin, desainer, hingga pelaku industri dan investor, agar dampaknya lebih luas dan berkelanjutan.
Secara keseluruhan, BI Malang memproyeksikan pertumbuhan ekonomi wilayah kerjanya pada tahun 2025 berada di kisaran 4,7 hingga 5,5 persen secara tahunan (year-on-year). Optimisme ini didorong oleh meningkatnya konsumsi masyarakat, ekspor, investasi, serta sektor pariwisata yang kian bergairah.
Dedi berharap sinergi antara BI Malang, pelaku industri kreatif, dan komunitas lokal melalui Artcofest dan MFW dapat menjadi katalis jangka panjang bagi penguatan ekonomi kreatif dan pertanian lokal.
“Kami ingin event ini tidak hanya menjadi tontonan, tetapi juga wadah kolaborasi nyata yang memberi manfaat langsung bagi masyarakat, petani kopi, dan desainer muda di Malang Raya,” pungkasnya.

 
                            