Jatim Times Network Logo
Poling Pilkada 2024 Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Poling Pilkada 2024
Pendidikan

Family Corner Tuai Apresiasi, Kemenag Optimis Angka Perceraian Bisa Berkurang

Penulis : Anggara Sudiongko - Editor : Nurlayla Ratri

09 - Sep - 2025, 15:43

Placeholder
Kepala Kemenag Kota Malang, Achmad Shampton, S.HI., M.Ag., saat hadir di Workshop Penguatan Kapasitas Family Corner Berbasis Masjid Kota Malang, Selasa (9/9/2025) disalah satu hotel di Kota Malang (Anggara Sudiongko/MalangTimes)

JATIMTIMES - Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Malang memberikan apresiasi penuh atas hadirnya Family Corner. Program inovatif Pemkot Malang ini menjadikan masjid sebagai pusat layanan keluarga. 

Dengan target 20 masjid aktif pada 2025, Kemenag menilai langkah ini sebagai upaya strategis untuk menekan angka perceraian dan membangun ketahanan keluarga yang lebih harmonis.

Baca Juga : Mbak Wali Buka Porsenijar Zona 2 Jatim: Ajang Guru Kembangkan Bakat dan Tingkatkan Kompetensi

Kepala Kemenag Kota Malang, Achmad Shampton, S.HI., M.Ag., menyebut program Family Corner sebagai jawaban atas persoalan rumah tangga yang kerap terhenti di meja perceraian. Menurutnya, keberadaan masjid sebagai ruang konsultasi memberi atmosfer yang jauh lebih hangat dan bersahabat dibandingkan kantor resmi.

“Kalau masyarakat datang ke KUA atau lembaga pemerintah, mereka sering merasa sudah punya masalah. Ada rasa segan. Tapi kalau ke masjid, suasananya beda: habis salat, bisa duduk, lalu ngobrol dengan penyuluh. Lebih nyaman, lebih manusiawi,” tutur Gus Shampton sapaan akrabnya saat hadir di Workshop Penguatan Kapasitas Family Corner Berbasis Masjid Kota Malang, Selasa (9/9/2025) disalah satu hotel di Kota Malang.

Ia menegaskan, tujuan besar program ini adalah mengurangi perceraian dan memperbaiki pola relasi keluarga. Bukan hanya menyangkut komunikasi suami-istri, tetapi juga ketidakmampuan sebagian keluarga dalam mengelola rumah tangga, termasuk ekonomi keluarga. 

Program Family Corner sendiri mulai digulirkan sejak 2023. Pada awal diluncurkan tahun 2023 lalu, total ada sebanyak 15 masjid yang telah menjalankan program tersebut. Inisiatif ini menggandeng masjid sebagai pusat edukasi dan layanan konseling keluarga, dengan harapan tercipta keluarga yang sakinah, mawaddah, dan warahmah. Masyarakat bisa berkonsultasi tanpa rasa takut dihakimi, sekaligus mendapatkan bimbingan langsung dari penyuluh berkompeten.

Target pada 2025, setidaknya 20 masjid di Kota Malang menjalankan program ini. Pencapaian itu disebut Kemenag sebagai tonggak penting, sebab memperluas akses masyarakat terhadap ruang diskusi dan penyelesaian masalah rumah tangga yang lebih inklusif.

Baca Juga : Wadahi Generasi Muda Pramuka Bertumbuh, Mbak Cicha Berangkatkan 20 Kontingen Giat Prestasi 2025

“Masjid adalah tempat masyarakat merasa aman. Dari ibadah, lanjut ke obrolan ringan, lalu ke pembahasan serius tentang keluarga. Pendekatan seperti ini memberi harapan besar bahwa angka perceraian bisa ditekan,” tambah Shampton.

Selain apresiasi, Kemenag juga menekankan pentingnya kualitas pendamping di Family Corner. Penyuluh agama dan konselor keluarga perlu dibekali dengan pelatihan khusus agar setiap masjid mampu memberikan layanan yang profesional, tidak sekadar simbolis.

Bila semua aspek terjaga dari kompetensi penyuluh hingga kerahasiaan konsultasi, Kemenag yakin Family Corner akan menjadi salah satu inovasi sosial paling relevan di Kota Malang, menjawab problem keluarga dari akar yang paling dekat: ruang ibadah itu sendiri.


Topik

Pendidikan kemenag kota malang family corner angka perceraian



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Blitar Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Anggara Sudiongko

Editor

Nurlayla Ratri