JATIMTIMES - Pusat Studi Lingkungan Hidup Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Brawijaya (PSLH LPPM UB) Malang mengenalkan konsep hunian eco-energi berbasis arsitektur vernakular.
Hunian ini sangat bersahabat dengan lingkungan dan menunjang kesehatan alami, khususnya peningkatan kualitas udara tanpa menggunakan pendingin udara.
Baca Juga : Resepsi Puncak 1 Abad NU, Kantor ini Disiapkan untuk Tempat Istirahat Massa Nahdliyin
Konsep ini dikembangkan dari roadmap penelitian UB dalam kaitan kemandirian energi. Riset dan pengukuran objek dilakukan dalam penelitian dilakukan di beberapa lokasi, seperti di Rumah Bolon Batak, Rumah Sade Lombok, Rumah Bangsal Madura, Rumah Samin Blora serta rumah vernakular masa kini di Yogyakarta. Sampai akhirnya, tercetuslah konsep hunian eco-energi.
Dalam aplikasinya, konsep hunian ini memanfaatkan arsitektur ilmiah atau bioarsitektur dan memanfaatkan potensi alam yang ada. Tak pelak, hal itu tentunya mendorong dalam upaya penghematan energi.
Kepala Pusat Studi Lingkungan Hidup LPPM UB Ir Agung Murti Nugroho ST MT PhD menjelaskan konsep hunian eco-energi Indonesia ini memiliki lima prinsip, yakni peneduhan, pengondisian, pengawalembapan, penyejukan dan pembiasaan alami.
Konsep ini juga memiliki lima model selubung bangunan yang dihasilkan. Yakni selubung dinding tanggap iklim, selubung dinding ventilasi, selubung dinding bernapas, selubung dinding ganda, dan selubung dinding bioklimatik.
Pada selubung tanggap iklim, kinerja lingkungan termal dalam bangunan akan mengikuti lingkungan termal yang ada pada hunian vernakular. Di situ, mempunyai bukaan yang cukup lebar. Sedangkan pada selubung dinding ventilasi, ditandai dengan kinerja lingkungan termal, khususnya suhu udara yang lebih rendah dibanding lingkungan luar.
Hal ini terjadi ketika siang hari. Pembedaan bukaan di bagian atas berfungsi untuk melepaskan udara panas, bukaan di bagian tengah untuk penyejukan dan bukaan di bagian bawah untuk membuang kelembapan udara.
Kemudian, selubung dinding bernapas berfungsi dalam penurunan suhu udara dan kelembaban udara pada waktu tertentu dan masih di luar batas kenyamanan lingkungan termal.
Baca Juga : Cara Polisi di Gresik Cegah Kekerasan di Lingkungan Pendidikan
Kemudian, selubung dinding ganda merupakan keterpaduan dua dinding dengan jarak tertentu. Dinding ini menggunakan material dengan kondusivitas rendah sehingga mampu menjaga kestabilan suhu udara hunian dalam batas nyaman lingkungan termal.
Sedangkan model selubung dinding bio-klimatik adalah pengembangan vernakular pada era kekinian. Dalam aplikasinya terdapat penambahan taman vertikal pada dinding ganda bangunan. Tanaman tertentu yang ada tentunya akan akan menciptakan kenyamanan yang alami dan kualitas udara yang meningkat.
"Penelitian ini kolaborasi dengan mahasiswa S1 dan S2 dalam program MBKM riset mandiri dosen LPDP. Dan studi kasus rumah vernakular objek penelitiannya, lokasinya juga tersebar," jelas Agung.
Sementara itu, model-model ini terus dikembangkan untuk selubung lantai dan atap. Elemen berpori, halaman dalam serta elemen courtyard menjadi elemen hunian masa lampau yang diprioritaskan teraplikasi pada hunian dengan lahan terbatas.