Resmi, Ini Tema dan Pesan Natal 2025 dari PGI dan KWI

Reporter

Mutmainah J

19 - Dec - 2025, 06:02

Ilustrasi Natal. (Foto dari Pixabay)

JATIMTIMES - Perayaan Natal 2025 menjadi momentum refleksi iman yang mendalam bagi umat Kristen di Indonesia. Di tengah berbagai tantangan kehidupan keluarga, perubahan sosial yang cepat, serta beragam krisis yang melanda dunia, gereja mengajak umat untuk kembali meneguhkan makna kehadiran Allah dalam kehidupan sehari-hari. 

Melalui tema resmi Natal 2025 yang ditetapkan bersama oleh Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) dan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), umat diajak menyadari bahwa kelahiran Yesus Kristus bukan hanya peristiwa sejarah, melainkan wujud nyata kasih Allah yang hadir, bekerja, dan menyelamatkan keluarga.

Baca Juga : Kalender Jawa Jumat Kliwon 19 Desember 2025, Tak Disarankan Bepergian Jauh 

Tema ini menjadi seruan iman sekaligus pengharapan agar keluarga Kristen tetap kokoh, setia, dan menjadi sumber berkat di tengah dunia yang penuh tantangan.

Tema Natal 2025 PGI-KWI

Mengutip laman resmi PGI, tema Natal tahun ini adalah “Allah Hadir untuk Menyelamatkan Keluarga”, yang diambil dari Matius 1:21–24.

Tema ini menjadi dasar refleksi umat Kristen dalam merayakan Natal, sekaligus menegaskan pentingnya peran keluarga sebagai tempat pertama kehadiran kasih dan karya keselamatan Allah.

Makna Tema Natal 2025 PGI-KWI

Berdasarkan pesan Natal PGI dan KWI tahun 2025, tema “Allah Hadir untuk Menyelamatkan Keluarga” mengingatkan bahwa Natal bukan sekadar perayaan kelahiran Yesus Kristus, melainkan peristiwa iman tentang kehadiran Allah yang nyata dalam kehidupan manusia, khususnya di dalam keluarga.

Karya keselamatan Allah tidak hanya terjadi dalam peristiwa besar sejarah keselamatan, tetapi juga dialami dalam keseharian keluarga Kristen. Allah hadir, bekerja, dan memulihkan melalui relasi-relasi yang dibangun di dalam rumah tangga.

Teladan Keluarga Maria dan Yusuf

Dalam Matius 1:21–24, Injil menggambarkan bagaimana Allah menggenapi janji keselamatan-Nya melalui kelahiran Yesus di tengah keluarga sederhana Maria dan Yusuf. Nama Yesus sendiri mengandung makna mendalam sebagai Sang Penyelamat yang membebaskan umat manusia dari dosa.

Perjalanan keluarga ini tidak selalu mudah. Yusuf sempat bergumul dan berniat menceraikan Maria secara diam-diam. Namun, setelah menerima pesan malaikat dalam mimpi, ia memilih taat pada kehendak Allah (Mat. 1:20, 24). Sikap Yusuf mencerminkan iman, ketaatan, dan keterbukaan untuk menerima karya keselamatan Allah, meski penuh risiko dan tantangan.

Keluarga sebagai Gereja Terkecil

PGI dan KWI menegaskan bahwa keluarga adalah wajah gereja terkecil, tempat nilai-nilai kasih Kristus pertama-tama dihidupi. Dari keluarga yang sehat secara rohani, lahir gereja yang kuat dan masyarakat yang penuh kepedulian.

Baca Juga : Terduga Pelaku Penusukan Hingga Tewas di Gondanglegi Ditangkap Polisi

Natal menjadi momentum penting bagi keluarga Kristen untuk merenungkan kehadiran Allah yang memulihkan relasi, menguatkan iman, dan menyelamatkan keluarga dari berbagai pergumulan hidup.

Nilai-nilai kristiani seperti kasih, pengampunan, kesetiaan, dan tanggung jawab bertumbuh dalam keluarga, lalu berdampak luas bagi gereja, bangsa, dan dunia.

Menjawab Tantangan dan Polikrisis Zaman

Dalam pesan Natal 2025, PGI dan KWI juga menyoroti berbagai tantangan global dan nasional yang dihadapi gereja serta umat manusia saat ini. Dunia tengah berada dalam situasi polikrisis, mulai dari krisis relasi sosial, keutuhan gereja, krisis keluarga, pendidikan, dan ekologi, hingga dampak perkembangan kecerdasan buatan yang memengaruhi kehidupan sosial.

Banyak krisis tersebut berakar pada sikap manusia yang lebih mengutamakan kehendaknya sendiri daripada kehendak Tuhan. Oleh karena itu, keluarga Kristen diajak untuk kembali membuka diri terhadap kehadiran Allah yang menyelamatkan dan memulihkan.

Pesan Natal 2025 PGI dan KWI

Selain tema, PGI dan KWI juga merilis Pesan Natal 2025 yang menjadi panduan rohani bagi umat Kristen di seluruh Indonesia. Pesan ini mengajak umat tidak hanya merayakan Natal secara liturgis, tetapi juga menghadirkannya dalam tindakan nyata.

Umat Kristen diajak menjadi pembawa damai sejahtera, menumbuhkan kepedulian, serta mewujudkan kasih Allah dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, keluarga Kristen dapat menjadi sumber pengharapan dan perpanjangan tangan kasih Allah di tengah dunia yang penuh tantangan.