LDKS KKM 1 MTsN 1 Kota Malang Tekankan Kepemimpinan Berbasis Nilai di Tengah Era AI

16 - Dec - 2025, 03:55

Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS) se-KKM 1 Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 1 Kota Malang yang digelar selama dua hari, 16–17 Desember 2025 (Anggara Sudiongko/MalangTimes)

JATIMTIMES - Tantangan kepemimpinan di era kecerdasan buatan tak lagi sebatas soal teknologi, tapi juga soal karakter dan tanggung jawab. Itulah benang merah yang mengemuka dalam kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS) se-KKM 1 Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 1 Kota Malang yang digelar selama dua hari, 16–17 Desember 2025.

Kegiatan ini menjadi ruang temu bagi para pengurus Organisasi Siswa Intra Madrasah (OSIM), pembina, hingga jajaran pimpinan madrasah se-KKM 1. MTsN 1 Kota Malang, sebagai ketua KKM, mendorong LDKS tidak sekadar menjadi agenda rutin, tetapi forum pembentukan calon pemimpin muda yang berprinsip, adaptif, dan berdampak.

1

Kepala Seksi Pendidikan Madrasah (Kasi Pendma) Kementerian Agama Kota Malang, Abdul Mughni, S.Ag., M.Pd., menegaskan bahwa pembinaan kepemimpinan siswa hari ini harus berangkat dari kesadaran zaman. Menurutnya, siswa madrasah saat ini adalah pemimpin masa depan yang hidup di tengah kompleksitas pergaulan, derasnya arus digital, dan tantangan ekologis.

Baca Juga : Momentum Bersejarah di Banongan, Dua Kiai Karismatik Situbondo Restui Pembangunan Bandara KASA

“Anak-anak ini sekarang memang pemimpin di madrasah, pengurus OSIM. Tapi pada waktunya, mereka akan menjadi pemimpin di negeri ini,” ujarnya.

2

Ia menekankan pentingnya menanamkan nilai kepemimpinan sejak dini, bukan hanya dalam konteks organisasi, tetapi juga tanggung jawab menjaga keseimbangan alam. Abdul Mughni mengaitkan kepemimpinan dengan amanah manusia sebagai khalifah di bumi, sebagaimana nilai yang diajarkan Rasulullah SAW, amanah, tabligh, fathanah, dan siddiq.

“Bumi diciptakan Allah dan diamanahkan kepada manusia untuk dikelola secara bijak. Di situ ada unsur kepemimpinan. Bukan dimanfaatkan semaunya, tapi dijaga keseimbangannya agar berdampak baik bagi semua, bukan hanya kelompok tertentu,” katanya.

Ia menyebut LDKS ini sebagai bagian dari ikhtiar mewujudkan program “Madrasah Berdampak”. MTsN 1 Kota Malang diharapkan menjadi pusat pembelajaran yang manfaatnya bisa dirasakan madrasah lain, termasuk madrasah swasta di Kota Malang.

3

Sementara itu, Wakil Kepala Madrasah Bidang Kesiswaan MTsN 1 Kota Malang, Lailatul Chusniah, S.Pd., M.Pd., menjelaskan bahwa LDKS tahun ini memiliki pendekatan berbeda. Jika sebelumnya kegiatan serupa dilakukan secara internal, kali ini MTsN 1 Kota Malang membuka ruang kolaborasi lintas madrasah di bawah KKM 1.

“LDKS sebenarnya sudah rutin kami laksanakan. Tapi tahun ini kami ingin punya dampak yang lebih luas, tidak hanya untuk siswa MTsN 1, tapi juga madrasah-madrasah lain di KKM 1,” jelasnya.

Ia menyebut kegiatan ini diikuti 19 madrasah, termasuk satu madrasah mitra, MTs Dulul Ro’in, yang sebelumnya terlibat dalam kegiatan bakti sosial bersama. Peserta tidak hanya pengurus inti OSIM, tetapi juga pembina OSIM dan wakil kepala madrasah, agar perencanaan program berjalan selaras dari hulu ke hilir.

Materi LDKS dirancang komprehensif, mulai dari penguatan konsep kepemimpinan rahmatan lil ‘alamin hingga transformasi program OSIM berkarakter dalam bingkai Kurikulum Berbasis Cinta (KBC). Arah ini diselaraskan dengan kebijakan prioritas Kementerian Agama, termasuk digitalisasi, penguatan teologi, dan pembentukan karakter siswa.

Baca Juga : ITS Siapkan Golden Ticket SNBP 2026, Ketua OSIS dan Kreator Digital Berpeluang Lolos

“Anak-anak tidak hanya diberi teori, tapi juga dibekali bagaimana menyusun blueprint program OSIM yang sesuai dengan kebutuhan madrasah dan kebijakan Kemenag,” kata Lailatul.

Ia juga menyoroti dua tantangan besar yang dihadapi generasi muda saat ini: derasnya arus digital dan kompleksitas pergaulan. Media sosial, menurutnya, ibarat dua sisi mata uang, bisa menjadi sarana pengembangan diri, atau sebaliknya, jika tidak disikapi secara bijak.

“Harapannya, anak-anak bisa memanfaatkan waktunya untuk hal-hal positif, salah satunya dengan aktif di OSIM. Dengan bertemu dan berkolaborasi antar madrasah, mereka bisa saling bertukar ide dan mengembangkan program yang lebih baik,” tuturnya.

4

Penguatan kepemimpinan juga diperkuat melalui sesi interaktif bersama pemateri dari Kelompok Kerja Pengawas Kementerian Agama Kota Malang, Dra. Hj. Chusnul Chotimah, M.Ag. Dalam sesi tersebut, peserta diajak memahami kepemimpinan tidak hanya sebagai jabatan, tetapi juga fungsi manajerial dan peran sebagai fasilitator.

Diskusi berjalan dinamis, melibatkan siswa dari berbagai madrasah yang menyampaikan pandangan mereka tentang peran OSIM sebagai wadah pengembangan potensi, ruang kolaborasi, dan sarana belajar memimpin secara kolektif.

“Di sini tidak ada yang lebih tinggi atau lebih rendah. Semua belajar bersama menjadi pemimpin,” tegas Chusnul Chotimah di hadapan peserta.

Melalui LDKS ini, MTsN 1 Kota Malang bersama KKM 1 menegaskan komitmen membangun kepemimpinan siswa yang tidak hanya cakap secara organisasi, tetapi juga matang secara nilai, siap menghadapi era AI tanpa kehilangan arah, dan tetap berpijak pada etika serta kemanusiaan.