Harga Pangan Melejit Jelang Nataru Wali Kota Malang Turun Tangan Sidak Pasar

03 - Dec - 2025, 04:59

Wali Kota Malang Wahyu Hidayat bersama tim pengendali inflasi daerah (TPID) saat sidak di sejumlah pasar (foto: Hendra Saputra/JatimTIMES)

JATIMTIMES - Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru, Wali Kota Malang Wahyu Hidayat melakukan inspeksi mendadak bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah. Hasil pengecekan di sejumlah titik menunjukkan adanya kenaikan harga bahan pangan yang cukup mencolok, terutama di pasar tradisional.

Dalam sidak di Pasar Gadang hingga ritel modern, Wahyu melihat pergerakan harga yang mengkhawatirkan. “Kami melihat adanya kenaikan harga pada beberapa komoditas di pasar tradisional, terutama daging, cabai, serta kacang tanah. Kenaikan paling signifikan terjadi pada kacang, yang melonjak Rp 10.000 per kilogram,” kata Wahyu, Rabu (3/12/2025).

Baca Juga : Smart Gate Parking Alun-Alun Kota Batu Diuji Coba Mulai Pekan Ini

Kenaikan harga kacang terjadi dalam waktu cepat, dari Rp 38.000 per kilogram menjadi Rp 48.000 per kilogram. Pedagang menyebut, pembatasan pasokan dari luar daerah menjadi pemicu utama lonjakan tersebut. 

“Pergerakan harga tertinggi terjadi di pasar tradisional. Daging naik Rp 5.000, kacang naik Rp 10.000 sedangkan untuk komoditas lain seperti beras masih relatif normal,” ungkapnya.

Berbeda dari pasar, harga di tingkat distributor justru cenderung stabil. Wahyu memastikan tidak ada kenaikan yang berarti. “Distributor lebih stabil, tidak ada kenaikan sama sekali. Stok lengkap dan harga cenderung aman,” katanya.

Namun situasi lain ditemui di ritel modern. Di Superindo, beberapa bahan pangan, khususnya bawang merah, terpantau lebih tinggi dibanding pasar. Bawang merah asal Probolinggo tetap menjadi primadona sehingga harganya bertahan di level tinggi. 

“Sementara bawang kiriman dari Bima, Padang, dan Kintamani juga mengalami kenaikan meski kualitas berbeda. Dari situ masyarakat diberikan pilihan untuk memilih komoditas yang diinginkan,” ujarnya.

Temuan lapangan tersebut akan dibawa ke High Level Meeting TPID guna merumuskan langkah intervensi. Wahyu menegaskan Pemkot Malang tidak tinggal diam dan menyiapkan strategi tambahan sambil menunggu masa panen sejumlah komoditas seperti cabai pada Februari mendatang. 

“Kerja sama antardaerah sangat memungkinkan untuk memasok komoditas dengan harga lebih murah. Kemudian Gerakan Pangan Murah di beberapa titik dan pembukaan Warung Tekan Inflasi Mbois, yang menyediakan bahan pokok murah dengan subsidi APBD,” terangnya.

Baca Juga : Ratusan Rider Honda CRF Geber Petualangan Off-Road di Trawas

Sementara itu, Kepala Bulog Subdivre Malang M Nurjuliansyah Rachman memastikan ketersediaan beras berada dalam kondisi sangat aman. Total sekitar 59.000 ton beras tersimpan di empat gudang operasional. 

“Bulog juga terus menyalurkan beras SPHP dan bantuan pangan dengan alokasi 20 kilogram beras. Selain beras, setiap penerima bantuan pangan juga mendapatkan 4 liter minyak goreng,” jelas Nurjuliansyah. 

Harga eceran tertinggi beras SPHP berada di angka Rp 62.500, sementara harga di gudang Bulog tercatat Rp 11.000 per kilogram. Penyaluran beras SPHP dijadwalkan berlangsung hingga 31 Desember. Meski permintaan meningkat menjelang libur panjang, Hanung memastikan stok tetap terkendali. 

“Lonjakan permintaan tidak sampai signifikan. Stok masih aman sampai 10 bulan ke depan,” tandasnya.