Puisi Celurit Emas saat Malam Mujahadah 10 November di Gedung Pertama NU
Reporter
M. Bahrul Marzuki
Editor
Yunan Helmy
10 - Nov - 2025, 10:38
JATIMTIMES - PWNU Jatim menggelar acara Mujahadah Pejuang NU Masa Kini. Kegiatan ini digelar di gedung Hoofdbestuur Nahdlatoel Oelama (HBNO), Surabaya, Jalan Bubutan hingga Senin (10/11) pagi dini hari.
Kegiatan ini untuk memperingati pecahnya peristiwa pertempuran pada 10 November tahun 1945 di Kota Surabaya yang kemudian ditetapkan menjadi Hari Pahlawan Nasional.
Baca Juga : HE RO IS ME, Malam Peringatan Hari Pahlawan di Surabaya dengan Nobar Film Suro Ing Baja
Diketahui sebelum perang besar pecah, lebih dulu dilewati dengan adanya rangkaian Resolusi Jihad yang difatwakan oleh KH Hasyim Asyari. Yakni, sebelumnya pada 22 Oktober 1945 di gedung HBNO sebagai kantor resmi pertama NU sebelum kemudian berpindah ke Jakarta.
Kegiatan malam panjang ini dihadiri sejumlah kiai khos. Seperti Rais Am PBNU, KH. Miftachul Achyar, Ketua PWNU Jatim, KH. Abdul Hakim, Rais Syuriah PCNU Surabaya, KH. Dzul Hilmi dan juga budayawan KH. Zawawi Imron atau yang biasa dikenal dengan julukan Celurit Emas.
Dalam sambutannya KH. Miftachul Achyar menyampaikan jika malam Mujahadah ini adalah malam menjelang saat detik peristiwa perjuangan heroik yang dilakukan oleh Arek-Arek Suroboyo pada 10 November.
"Tentu malam ini berhubungan dengan tanggal 10 besok. Hubungan sangat penting," tegasnya.
Menurut dia sebelum dilakukan perjuangan pada tahun 1945 lebih dulu diadakan Mujahadah para ulama. "Dilakukan antara lain untuk memerangi keinginan nafsu, ego keinginan kepentingan. Agar tak muncul disaat merebut atau menggelorakan Jihad fi Sabilillah," tegasnya.
Menurut Kiai Miftah karena Jihad fi Sabilillah sangat penting dan tidak juga mudah untuk diterapkan
"Kita banyak melihat orang berjuang sampai korban nyawa belum tentu Jihad fi Sabilillah. Karena Jihad fi Sabilillah betul-betul di jalan Allah bukan kepentingan diri, keluarga, suku, kepentingan kelompok atau kepentingan apapun. Yang ada hanyalah Lillah fi Sabilillah," imbuhnya.
Selain itu pada malam Mujahadah ini juga Kiai Zawawi Imron telah menyiapkan rangkaian puisinya dalam memperingati malam Hari Pahlawan. Puisi dibacakan oleh Kiki siswi kelas 2 SD yang merupakan cicit dari KH. Zaini Miftah yang pernah menjabat sebagai Katib Am PBNU sekaligus imam pertama di Masjid Istiqlal Jakarta.
Kiai Zawawi memuji jika Kiki adalah anak yang berbakat dan pernah diundang membaca puisi di Gedung BJ. Habibie di Jakarta. "Sayangnya bukan oleh NU. Semoga nanti bisa menjadi Fatayat atau Muslimat," ucapnya.
Dengan mengenakan jilbab warna cokelat, Kiki terlihat berani dan memang tanpa ada keraguan membaca puisi dihadapan orang banyak termasuk juga para kiai. Dan tanpa membawa secarik kertas Kiki sepenuhnya hafal puisi yang dikarang oleh Kiai Zawawi ini.
Puisi ini berjudul "Tersenyumlah Indonesia, Tersenyumlah Para Pahlawan" dan berikut isinya :
Marilah anak-anak Indonesia kita tersenyum bersama dan memandang bendera Merah Putih dengan hati ceria
Agar bendera pusaka itu berkibar lincah bersama doa kita
Baca Juga : Hati-Hati Hari Ini, Ramalan Zodiak 10 November 2025 Ungkap Perubahan Besar yang Bakal Terjadi
Kita rajin belajar untuk menjadi pengabdi sejati
Kita rajin belajar untuk menjadi pendekar masa depan yang tangguh dan perkasa
Gunung dan laut biru, padi menguning emas jiwaku
Jalan di dusun berliku, jalan di kota berkelok liku, jalan di gunung berkelok-kelok meluruskan tujuan hidupku
Mari berdamai, mari bersatu
Ambon, Aceh, Bugis, Jawa, Maluku, Minang, Minahasa memang berbeda tapi bersatu dalam ke Indonesiaan
Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Konghucu memang tak sama tapi bersatu dalam rasa kebangsaan
Di bawah kibaran Sang Merah Putih
Tersenyumlah Bung Karno, tersenyumlah Bung Hatta, tersenyumlah Bung Tomo, tersenyumlah Bung Sjahrir, tersenyumlah KH. Hasyim Asyari, terseyumlah para pahlawan.
Bapak-bapak yang di atas tolong jangan bertengkah hentikan itu, jangan bikin kami anakmu malu, Indonesia indah untuk bersatu, bukan lapangan untuk adu domba, tidak lucu.
Domba rukun di lapang rumputan, manusia yang saling hantam. Tidak lucu, tidak lucu
Ini bumi pahlawan, bumi rukun untuk persatuan, bumi untuk tunduk kepada Tujan. Merdeka!!!
Indonesia bukan medan untuk kekacauan. Merdeka!!!. Tersenyumlah para pahlawan bangsa, tersenyumlah Nusantara, tersenyumlah untuk bersatu dan masa depan yang cemerlang.
