Viral Dentuman Keras dan Bola Api di Langit Cirebon, BRIN Pastikan Meteor Jatuh di Laut Jawa
Reporter
Mutmainah J
Editor
Nurlayla Ratri
06 - Oct - 2025, 09:14
JATIMTIMES - Warga Cirebon, Jawa Barat, dibuat heboh oleh suara dentuman keras disertai kemunculan bola api di langit pada Minggu (5 Oktober 2025) malam. Kejadian sekitar pukul 18.35 WIB itu mengejutkan warga di sejumlah kecamatan karena suara dentumannya terdengar hingga belasan kilometer dan disertai getaran serta kilatan cahaya.
Fenomena langka tersebut sontak viral di media sosial, terutama di platform TikTok dan Instagram. Dalam beberapa video yang beredar, terlihat cahaya terang melintas di langit, kemudian muncul kobaran api yang diduga berasal dari lokasi jatuhnya benda misterius di sekitar ruas Tol Ciperna, Cirebon. Akun Instagram @topjabar.co juga sempat mengunggah video api yang berkobar cukup tinggi di seberang jalan tol, dengan keterangan bahwa cahaya itu diduga berasal dari meteor yang mendarat di area tersebut.

"Diduga meteor mendarat di dekat area tol ciperna Minggu malam. Sebelumnya ramai sebuah cahaya terlihat dari kawasan Cirebon Jawa Barat," tulisnya menyertakan keterangan videonya.
Baca Juga : Kalender Jawa Senin Legi 6 Oktober 2025: Watak, Rezeki, Jodoh, dan Pekerjaan
Penjelasan BRIN: Meteor Berukuran Besar
Menanggapi fenomena tersebut, Peneliti Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Thomas Djamaluddin, memastikan bahwa bola api yang terlihat di langit Cirebon merupakan meteor berukuran cukup besar.
“Saya menyimpulkan itu adalah meteor cukup besar yang melintas memasuki wilayah Kuningan–Kabupaten Cirebon dari arah barat daya sekitar pukul 18.35–18.39 WIB,” tulis Thomas di akun media sosialnya, dikutip dari detik.com, Senin (6/10/2025).
Thomas menjelaskan bahwa meteor yang memasuki atmosfer Bumi dengan ketinggian rendah dapat menimbulkan gelombang kejut yang terdengar sebagai suara dentuman keras. Berdasarkan data BMKG, dentuman tersebut terdeteksi pada pukul 18.39.12 WIB.
Namun, ia menegaskan bahwa meteor tersebut tidak jatuh di daratan, melainkan jatuh di Laut Jawa, sehingga tidak menimbulkan dampak langsung di wilayah pemukiman.
BMKG: Bukan Akibat Petir atau Gempa
Sementara itu, BMKG Stasiun Kertajati juga memberikan penjelasan terkait fenomena dentuman tersebut. Menurut Kepala Tim Kerja Prakiraan, Data, dan Informasi BMKG Kertajati, Muhammad Syifaul Fuad, suara dentuman biasanya bisa muncul akibat sambaran petir, aktivitas gempa bumi, atau longsor. Namun, hasil analisis citra satelit menunjukkan tidak ada awan konvektif di wilayah Cirebon pada saat kejadian, sehingga kemungkinan petir bisa dikesampingkan.
Baca Juga : MPL Indonesia Season 16: RRQ Hoshi Kalah dari Geek Fam, Terancam Gagal Lolos Playoff
“Berdasarkan citra satelit, tidak ada indikasi awan konvektif di sekitar wilayah Cirebon saat kejadian,” ujarnya dikutip dari ANTARA.
Syifaul menambahkan bahwa BMKG tidak memiliki instrumen khusus untuk mendeteksi pergerakan meteor atau benda antariksa. “Terkait fenomena meteor atau benda langit merupakan kewenangan lembaga yang membidanginya seperti BRIN,” jelasnya.
Fenomena Langit yang Jarang Terjadi
Meteor atau sering disebut bintang jatuh merupakan benda langit seperti meteoroid, asteroid, atau komet yang terbakar ketika memasuki atmosfer Bumi akibat gesekan dengan udara. Jika ukurannya cukup besar dan masuk ke atmosfer dengan kecepatan tinggi, fenomena ini bisa memunculkan bola api terang (fireball) dan gelombang kejut kuat, seperti yang terjadi di Cirebon.
Fenomena ini tergolong jarang terjadi di Indonesia, namun masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan tidak menyebarkan informasi yang belum terverifikasi. BRIN dan BMKG akan terus melakukan pemantauan serta analisis lanjutan untuk memastikan detail kejadian tersebut.