Israel Terus Gempur Gaza di Tengah Upaya Perdamaian Trump dengan Hamas
Reporter
Mutmainah J
Editor
Sri Kurnia Mahiruni
04 - Oct - 2025, 04:49
JATIMTIMES - Ketegangan di Jalur Gaza kembali meningkat setelah pasukan Israel melancarkan puluhan serangan udara dan artileri ke berbagai wilayah pada Sabtu (4/10/2025). Serangan tersebut terjadi meskipun Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, telah menyerukan penghentian gempuran setelah Hamas menyetujui kesepakatan gencatan senjata yang diusulkannya.
Menurut laporan Badan Pertahanan Sipil Gaza, malam di Kota Gaza menjadi salah satu yang paling mencekam dalam beberapa pekan terakhir.
Baca Juga : Donald Trump Janjikan Keadilan dalam Perundingan Gaza, Hamas Siap Negosiasi
“Ini malam yang sangat keras, di mana tentara Israel melancarkan puluhan serangan udara dan artileri di Kota Gaza dan wilayah lainnya, meskipun Presiden Trump telah meminta penghentian gempuran,” ujar juru bicara pertahanan sipil Mahmud Bassal, dikutip dari kantor berita AFP.
Bassal menambahkan, sedikitnya 20 rumah warga hancur akibat serangan terbaru tersebut. Sementara itu, korban terus berjatuhan di berbagai wilayah.
Korban Jiwa dan Kerusakan Meluas
Rumah Sakit Baptis Kota Gaza melaporkan bahwa mereka telah menerima sejumlah korban dari serangan yang menghantam kawasan Tuffah. Sedikitnya empat orang dilaporkan tewas dan beberapa lainnya luka-luka akibat serangan udara tersebut.
Di wilayah selatan Gaza, Rumah Sakit Nasser di Khan Yunis juga melaporkan dua anak meninggal dunia dan delapan orang lainnya terluka dalam serangan drone yang menghantam tenda pengungsian warga.
Serangan yang terus berlanjut ini memicu keprihatinan internasional, terutama karena terjadi bersamaan dengan upaya perdamaian yang tengah digagas oleh Washington.
Rencana Damai Trump untuk Gaza
Presiden Donald Trump, yang kembali memimpin Amerika Serikat, minggu ini mengajukan rencana perdamaian untuk Gaza yang disebut-sebut mendapat dukungan dari Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Isi utama dari rencana tersebut mencakup:
• Gencatan senjata segera antara Israel dan Hamas,
• Pembebasan sandera dalam waktu 72 jam,
• Perlucutan senjata Hamas, dan
• Penarikan bertahap pasukan Israel dari wilayah Gaza.
Namun, meskipun Hamas menyatakan kesediaan untuk mengikuti rencana tersebut, kelompok itu juga menegaskan ingin melakukan negosiasi lebih lanjut terkait detail kesepakatan serta mempertahankan hak rakyat Palestina dalam menentukan masa depan wilayahnya.
“Hamas siap membebaskan para sandera berdasarkan rencana Trump, tetapi kami ingin bernegosiasi mengenai detail dan hak politik rakyat Palestina,” demikian pernyataan resmi dari pihak Hamas pada Jumat (3/10).
Baca Juga : Kemlu Pastikan Relawan Indonesia di Global Sumud Flotilla Aman, Tak Ada yang Ditahan Israel
Masa Depan Perdamaian Masih Tidak Pasti
Meski ada sinyal positif dari kedua belah pihak, fakta bahwa serangan Israel masih terus berlangsung menunjukkan kerapuhan proses perdamaian yang sedang diupayakan. Komunitas internasional kini menunggu langkah lanjutan dari Washington dan Tel Aviv untuk menegakkan gencatan senjata yang benar-benar efektif di lapangan.
Situasi di Gaza pun tetap genting. Ribuan warga dilaporkan mengungsi ke wilayah selatan, sementara fasilitas medis kewalahan menangani korban akibat intensitas serangan yang meningkat dalam beberapa hari terakhir.
Upaya perdamaian ini bisa menjadi momentum penting bagi stabilitas kawasan Timur Tengah, namun keberhasilannya sangat bergantung pada komitmen nyata kedua pihak untuk menghentikan kekerasan dan memprioritaskan keselamatan warga sipil.