Perahu Tambangan, Jejak Peradaban Kuno Sungai Brantas yang Masih Eksis
Reporter
Aunur Rofiq
Editor
Yunan Helmy
27 - Jul - 2019, 02:11
Sungai Brantas yang membentang di sepanjang Kabupaten Blitar, Tulungagung, dan sekitarnya tentunya menjadi berkah tersendiri bagi warga di sekitar bantaran sungai.
Masyarakat Blitar dan Tulungagung, khususnya yang berada di sekitar Sungai Brantas, ini tentu sudah tak asing lagi dengan alat transportasi penyeberangan perahu tambangan. Ya, disebut perahu tambangan karena perahu ini menggunakan tali tambang dari tepian sungai hingga tepian seberang sungai.
Tidak diketahui secara pasti sejak kapan alat transportasi tradisional ini mulai digunakan. Tetapi banyak yang meyakini bahwa perahu tambangan sudah banyak dipergunakan sejak era Kerajaan Mataram Kuno dan Kerajaan Majapahit.
Beberapa catatan sejarah mengatakan, Sungai Brantas adalah jalur transportasi utama di masa kerajaan kuno di Jawa Timur. Dulunya, Selain lebih cepat, jalur darat dulunya masih berupa hutan belantara sehingga sangat berbahaya untuk dilalui. Kerajaan yang menggunakan Sungai Brantas sebagai jalur transportasi utama di antaranya Kerajaan Mataram Kuno dan Kerajaan Majapahit.
Umumnya perahu penyeberangan yang disebut tambangan itu merupakan perahu kecil saja yang biasa disebut getek. Kapasitas perahu getek ini hanya bisa menyeberangkan orang atau sepeda motor.
Namun ada juga yang berukuran cukup besar sehingga bisa menyeberangkan mobil seukuran roda empat hingga truk pun bisa diangkut dengan perahu tambangan ini. Seperti halnya tambangan milik Hari (47), pengelola tambangan di bantaran Sungai Brantas penyeberangan antara Rejotangan (Tulungagung) dan Srengat (Blitar).
"Tambangan ini udah lama sekali. Saya aja nerusin bapak saya dan mbah-mbah saya. Umumnya ya nyediani orang-orang dari Tulungagung yang pengen nyeberang ke Blitar. Kalau lewat jembatan kan cukup lama dan cukup jauh," ungkap Hari saat ditemui BlitarTimes.
Para penyeberang atau penumpang perahu ini adalah warga setempat yang memerlukan perjalanan lebih singkat dari Rejotangan di Tulungagung ke Srengat di Blitar.
Sebenarnya kedua wilayah dihubungkan jalan raya Blitar-Tulungagung. Namun bagi pengguna tertentu, cukup jauh jarak yang harus ditempuh jika mereka menyeberang lewat jembatan. Sebab, posisi jalan di lokasi ini membujur sejajar dengan posisi sungai. Jika orang hendak ke seberang sungai, maka harus berkendaraan menuju titik persinggungan sungai dan jalan berupa jembatan.
"Selisih antara melewati jembatan dengan jarak jika naik perahu tambangan ini sampai belasan kilometer. Untuk warga Rejotangan yang bekerja di Srengat di seberang dan menempuh perjalanan setiap hari, jarak itu terlalu jauh," sambung Hari.
Tambangan yang dikelola Hari tersebut setiap harinya buka 24 jam dengan dijaga oleh kelompok secara bergantian dibagi 2 shift jaga. Kecuali saat musim hujan dan terjadi air sungai pasang, tambangan yang dikelola Hari memilih tutup demi keamanan penumpang.
Setiap shift, akan ada tiga orang yang bekerja. Seorang mengendalikan dayung sebagai kendali perahu. Dan dua orang lainnya menarik tali tambang yang menjadi asal usul nama tambangan itu sendiri.
Dalam tambangan Hari, tali atau tambang yang digunakan dibagi menjadi tiga tali yang satu untuk mengikat perahubsupaya perahu tak akan pernah bergeser dari tempatya. Satu sebagai pengaman dan tali tambang yang satu lagi berfungsi sebagai pegangan dua operator pendorong tenaga untuk memindah kan perahu ke seberang sungai.
"Untuk tambangan yang kami kelola di sini alhamdulillah juga dapat bantuan dari Dinas Perhubungan Provinsi serta Dinas Perhubungan Kabupaten Blitar dan juga Tulungagung berupa pelampung keselamatan dan pengaman. Mungkin karena tempatnya strategis dan sering digunakan orang nyeberang sini, dibangunkan pelabuhan sama provinsi. Saat ini masih tahap pembangunan," ungkap Hari.
Untuk bisa menyeberang dengan tambangan ini, penumpang akan dikenakan biaya yang cukup murah, yakni untuk roda dua hanya ditarif Rp 3 ribu rupiah. Sedangkan roda 4 dengan tarif 18 ribu rupiah dan untuk truk ditarif 25 ribu rupiah untuk sekali penyeberangan.